KANKER
adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidaknormalan
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh. Dalam keadaan nomal, sel hanya akan
membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Namun,
sel yang abnormal (sel kanker) akan membelah terus meskipun tubuh tidak
memerlukannya. Akibatnya terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas.
Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal sehingga menggangu
organ yang ditempatinya.
Sel-sel kanker
berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri,
selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar malalui jaringan ikat, darah dan
menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang. Kanker dapat
terjadi di berbagai jaringan dalam berbagai organ tubuh. Mulai dari kaki sampai
kepala. Bila terjadi di bagian permukaan tubuh, kanker mudah diketahui dan bisa
segera diobati. Tetapi jika kanker terjadi dibagian dalam tubuh, tentu akan
sulit diketahui. Bahkan, kadang-kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun kemudian
timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati.
APA BEDANYA TUMOR DAN KANKER?
Tumor dan kanker hanya beda tipis.
Jika kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidaknormalan pertumbuhan
sel-sel jaringan tubuh, maka tumor adalah pembengkakan jaringan tubuh
karena ketidaknormalan kondisi. Tumor ada dua macam yaitu, jinak dan ganas.
Tumor jinak hanya tumbuh dan membesar, tidak terlalu berbahaya, dan tidak menyebar ke luar jaringan, sedangkan tumor ganas adalah kanker yang
tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali serta merusak jaringan lainnya. Dengan
kata lain, kanker merupakan tumor yang ganas.
FAKTOR PENYEBAB KANKER
Mengapa IARC memprediksi bahwa di tahun 2030 akan
ada sekitar 21,4% penderita kanker yang tersebar di seluruh dunia, Bukan hanya
tersebar di Negara maju dan berkembang seperti priode-priode sebelumnya,
melainkan tersebar pula di Negara-negara miskin. Faktor-faktor apa sajakah yang
bisa menjadi pemicu meningkatnya populasi penderita kanker? Yup! Biasanya
penyebab kanker tidak diketahui secara pasti. Mengapa? Karena penyebab kanker
acap kali merupakan gabungan dari sekumpulan faktor. Salah satunya adalah
faktor gaya hidup masyarakat modern.
Fasilitas modern
serba mudah dan cepat cenderung membuat seseorang kurang aktivitas fisik.
Bayangkan saja kalau dulu banyak orang mau berpeluh-peluh mengayuh sepeda
ketempat kerja, sekarang untuk pergi ke warung di mulut gang saja maunya pake
naik motor. Yeah..naek sepeda aja ogah, apalah lagi alasannya kalau bukan soal
waktu? Pergi pagi-pulang malam demi sesuap nasi, badan capek, masihkah harus
meluangkan waktu untuk sekedar berolah raga? Waktu untuk istirahat saja terasa
kurang, Begitulah kira-kira alasan yang mengemuka.
Celakanya,
kondisi itu masih diperparah dengan kacaunya pola makan. Kehidupan modern yang
menuntut segalanya jadi serba cepat acap kali membuat orang buru-buru. Maka
wajar jika kebanyakan orang memilih sesuatu yang praktis, bahkan mie instan.
Tak terkecuali dalam hal makan. Tidak mengeherankan jika industri fastfood/junk
food maju pesat. Makin diminati di belahan bumi manapun. Dari wilayah Negara
maju hingga Negara miskin. Demikian pula produk makanan dan minuman instan
lainnya. Sekarang ini, apa sih yang tidak ada edisi isntannya? Bumbu nasi
goring pun sudah tersedia instannya. Merknya juga bermacam-macam. Mau apalagi?
Makanan instan berarti cepat saji. Sebelumnya telah
diolah sedemikian rupa hingga bisa langsung dinikmati. Atau, hanya butuh
sedikit sentuhan dapur lalu siap santap. Nah, itu dia masalahnya. Agar makanan
bisa instan pastilah butuh zat pengawet.
Makin sering menikmati makanan/minuman instan berarti makin sering pula
terpapar zat pengawet. Kondisi ini masih pula ditambah dengan konsumsi aneka
macam zat penguat rasa dan pewarna. Otomatis sebab seIalu diburu waktu untuk
urusan pekerjaan, urusan makan sering kali dinomorduakan, bahkan terabaikan.
Baik terabaikannya dalam hal waktu maupun dalam hal komposisi gizinya. Apa
boleh buat? Banyak orang tahu (termasuk saya sendiri yaa...) bahwa makanan
sehat/bergizi itu baik untuk tubuh, tetapi sedikit orang yang mampu berdisiplin
untuk hanya menyantap makanan sehat/bergizi. Apalagi meluangkan waktu untuk
menyiapkan makanan sehat di rumah. Padahal, makanan jelas langsung terkait dengan jaringan sel-sel tubuh. Makin
bagus asupan gizi seseorang, makin bagus pula tingkat kesehatan tubuhnya.
Sebaliknya, makin berantakan pola makannya, makin buruk juga kondisi tubuhnya.
Memang tidak akan Iangsung terkapar sakit, tetapi rentan terhadap segala macam
penyakit termasuk kanker.
Gaya hidup lain yang merupakan penyebab kanker ialah
kebasaan merokok. Sudah jelas ‘kan bahwa merokok berarti menghirup racun
nikotin? Berarti meracuni diri sendin, bahkan orang lain di sekitarnya? Berarti
kondisi tubuh tidak sepenuhnya sehat-bugar? Berarti rentan terpapar aneka macam
virus, termasuk virus penyebab kanker? Ya, merokok sigaret meningkatkan resiko
terjadinya kanker paru-paru,mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih.
Kabar terbaru seputar gaya hidup yang bisa memicu
kanker adalah pemakaian telepon seluler. Pada 1 Juni 2011 lalu WHO menyatakan bahwa telepon seluler bisa
menyebabkan terjadinya kanker otak. Kesimpulan tersebut merupakan hasil pertemuan
21 ilmuwan dari 14 negara, termasuk riset terbaru yang belum dipublikasikan.
Namun, WHO menyarankan para pemilik
HP mengurangi pemakaian perangkat hands-free dan pengiriman pesan pendek. ini
merupakan kali pertama badan kesehatan PBB itu mengaitkan telepon seluler dengan resiko kanker. Riset
sebelumnya menyebutkan bahwa pemakaian telepon
seluler setiap hari —walaupun hanya setengah jam— akan
membuat penggunanya terkena resiko kanker otak hingga 40 %. Woww, rasanya untuk
gaya hidup yang satu mi agak susah dihindari ya? Tak kebayang deh, hanya boleh
pakai HP selama setengah jam sehari. Hari gini? Saat kepraktisan dan kecepatan
komunikasi amat dibutuhkan? Kesimpulan ini memang masih butuh riset lanjutan
yang Iebih mendetil. Namun, sebaiknya tetap kita sikapi dengan bijak. Tak ada
ruginya bukan, jika kita mulai membiasakan diri untuk menggunakan HP demi
keperluan yang penting-penting saja? Bukan sekedar untuk ngerumpi?
Situasi serba terburu-buru juga bisa menjadi
penyebab kanker. Entah karena dikejar waktu, entah karena dikejar kebutuhan
hidup, pokoknya sungguh tidak nyaman selalu berada dalam kondisi
terburu-buru. Terutama jika tuntutan hidup makin tinggi. Stres pasti melanda
tanpa kenal ampun. Nah, stres berat itulah yang dapat mengganggu keseimbangan
seluler tubuh. Keadaan tegang yang
terus-menerus dapat mempengaruhi sel-sel pun jadi hiperaktif dan berubah sifat
menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
Faktor perilaku juga bisa menjadi penyebab kanker.
Misalnya perilaku seksual, yaitu melakukan hubungan intim di usia dini dan
sering berganti-ganti pasangan. Perilaku Iainnya adalah berlebihan mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan, serta hobi
menenggak minuman beralkohol.
hidup, dan perilaku; faktor-faktor lain yang diduga
dapat meningkatkan terjadinya kanker adalah keturunan (genetika), virus,
infeksi, gangguan kesiimbangan hormonal, radikal bebas, dan lingkungan. Berikut
adalah penjelasan sinkatnya:
·
GENETIK (Keturunan)
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga
memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan
dengan keluarga lainnya. Maka (sebagai contoh) resiko seorang wanita unuk
menderita kanker payudara akan meningkat 1,5 hingga 3 kali jika ibunya atau
saudara perempuannya menderita kanker payudara, jika dibandingkan dengan wanita
lain yang keluarganya tidak mempunyai riwayat kanker payudara. Adapun jenis
kanker yang cendrung diturunkan dalam keluarga adalah kanker payudara, kenker
indung telur, kanker kulit dan kanker usus besar.
·
VIRUS
Virus-virus yang diduga bisa menyebabkan kanker
antara lain:
Ø Virus papiloma: yang menyebakan kulit alat kelamin (genitalis) dan diduga merupakan salah
satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
Ø Virus sitomegalo: yang menyebabkan sarcoma Kaposi
(kanker system pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna
merah)
Ø Virus Hepatitis B: yang dapat menyebabkan kanker hati.
Ø Virus Epstein-Bar: yang menyebabkan limfoma Burkit
di Aprika, sedangkan di china virus tersebut menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan. mengapa bisa terjadi perbedaan semacam itu? Karena faktor
lingkungan dan genetic.
Ø Virus retro pada
manusia: misalnya virus HIV yang menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.
·
INFEKSI
Beberapa infeksi yang bisa menyebabkan kanker
antara lain:
·
Parasit Schistosoma (bilharzias) dapat
menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung
kemih.
·
Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan
kanker pancreas dan saluran empedu.
·
Helicobacter Pylori adalah sauatu bakteri yang
mungkin merupakan penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan
cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan
siklus sel.
·
Gangguan keseimbangan hormonal
·
Manusia memilik hormone estrogen dan progesteron.
Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cendrung
mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi terjadinya
pertumbuhan sel yang berlebihan. Maka ada kecendrungan bahwa kelebihan hormon estrogen
dan kekurangan hormon progesteron akan meningkatkan resiko kanker
payudara, kanker rahim, kanker leher rahim, serta kanker prostat dan
buah zakar pada pria.
·
RADIKAL BEBAS
Radikal
bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul yang mempunyai electron
yang berpasangan di lingkaran luarnya.
Sumber-sumber
radikal bebas adalah:
1.
Radikal bebas terbentuk sabagai produk sampingan
dari proses metabolisme.
2.
Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk
racun-racun kimiawi dari makanan, minuman, udara yang terpolusi dan sinar ultraviolet
dan matahari.
3.
Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada
waktu kita makan berlebihan (berdampak pada proses metabolisme) atau
bila kita dalam keadaan stres berlebihan, baik stres secara fisik, psikologis
maupun biologis.
·
LINGKUNGAN
Kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal dapat
berpotensi meningkatkan resiko terjadinya kanker. Misalnya, orang di wilayah
tropis yang sering terkena sinar ultraviolet dan matahari akan punya
kernungkinan yang lebih besar untuk terserang kanker kulit jika dibandingkan dengan orang yang tinggalnya bukan di daerah tropis. Contoh
lain, orang yang selamat dari bom atorn di Hiroshima
dan Nagasaki pada Perang Dunia II
rupanya beresiko tinggi menderita kanker sel darah, seperti leukemia. Nah, akumulasi
dan serangkaian faktor itulah yang menyebabkan seseorang lebih mudah terpapar
bibit kanker. Terutama jika kondisi daya tahan tubuh orang yang bersangkutan
buruk.
KANKER SERVIKS
Anda tahu tidak?
Siapa pembunuh nomor satu di dunia saat ini? Yup! Jawabannya adalah kanker
serviks (kanker mulut Rahim). Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), 630
juta perempuan terjangkit penyakit ini, dan setiap hari nyawa 600 perempuan di
dunia terenggut olehnya. Sementara menurut data yayasan kanker Indonesia, angka
pravalensi wanita pengidap kenker serviks di Indonesia tergolong besar. Setiap
hari ditemukan 40-45 kasus baru dengan jumlah kematian mencapai 20-25 orang.
Adapun jumlah wanita yang beresiko mengidapnya mencapai 48 juta orang. Oleh
sebab itu, WHO menyatakan bahwa Indonesia termasuk Negara dengan insiden kanker
serviks tertinggi dunia, dengan perluang 66 % meninggal. Woww! Seram ya?
Padahal sebenarnya kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling bisa dicegah
dan disembuhkan, asalkan bisa dideteksi sedini mungkin. Hmmmm…kalau begitu,
pahit atau tidak jika kematian akibat kanker disebut sebagai kematian yang
sia-sia? Entahlah.
Sebenarnya
apasih kanker serviks itu?
Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher Rahim, tetapi
terbentuknya sangat perlahan. Awalnya beberapa sel berubah dari normal menjadi
sel-sel prakanker, baru kemudian menjadi sel kanker. Terjadinya dapat
bertahun-tahun. Namun, adakalanya terjadi lebih cepat. Perubahan itu sering
disebut dysplasia.
Kanker serviks jarang terjadi pada wanita muda
(usia 20 tahuanan). Kanker ini cendrung terjadi pada wanita paruh baya. Sebesar
50 % kasus detemukan pada wanita usia 35-55 tahun, 50%nya lagi ditemukan pada
wanita dibawah usia 35 tahun. Akan tetapi, ketika menginjak usia yang lebih
tua, resiko terserang kanker serviks tetap ada. Sayangnya banyak wanita tidak
tahu bahwa ketika menjadi tua, mereka masih beresiko terkena serviks. Jadi,
pada umumnya mereka tidak waspada terhadap intaian serviks ini. Maka
sosialisasi yang lebih gencar terkait masalah ini sungguh dibutuhkan.
Dokter Laila Nuranna SpOG(K), Kepala Divisi
Onkologi Ginekologi Obstetri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
mengatakan bahwa sebagian besar kasus kanker serviks yang terdeteksi di rumah
sakit sudah stadium lanjut sehingga sulit untuk diobati. “Jika kanker ditemukan
lebih dm1, penanganannya akan lebih mudah dan tingkat harapan hidup akan lebih
besar,” katanya saat Diskusi Kampanye dan Upaya Penanganan Kanker Serviks di
Hotel Lumire Jakarta, Senin 12 April 2010. Nah, loh. Sekali lagi, kuncinya
adalah kewaspadaan; dan... kewaspadaan itu bisa ditumbuhkan melalui sosialisasi
yang kontinu.
FAKTOR PENYEBAB
Faktor-faktor resiko di bawah ini dapat meningkatkan peluang seorang wanita
terkena kanker serviks:
Ø Infeksi Virus Human Papilloma (HPV). Pada kanker
serviks, faktor resiko yang terpenting adalah infeksi HPV. HPV adalah kumpulan
lebih dan 100 virus yang saling berhubungan dan dapat menginfeksi sel-sel pada
permukaan kulit, ditularkan melalui kontak kulit seperti vaginal, anal, atau
oral seks. Virus HPV beresiko rendah dapat menimbulkan genital warts (penyakit
kutil kelamin) yang dapat sembuh dengan sendirinya dengan kekebalan tubuh.
Namun pada yang beresiko tinggi, virus ini dapat mengubah permukaan sel-sel
vagina. Bila tidak segera terdeteksi di diobati, infeksi virus HPV dalam jangka
panjang dapat menyebabkan terbentuknya sel-sel prakanker serviks.
Ø Melakukan hubungan seks tidak aman terutama pada
usia muda atau memiliki banyak pasangan seks, memungkinkan terjadinya infeksi
HPV. Tiga dari empat kasus baru infeksi virus HPV menyerang wanita muda (usia
15-24 tahun). Infeksi virus HPV dapat terjadi dalam 2-3 tahun pertama mereka
aktif secara seksual. Pada usia remaja (12-20 tahun) organ reproduksi wanita
sedang aktif berkembang. Rangsangan penis/sperma dapat memicu perubahan sifat
sel menjadi tidak normal, apalagi bila terjadi luka saat berhubungan seksual
dan kemudian infeksi virus HPV. Sel abnormal inilah yang berpotensi tinggi
menyebabkan kanker serviks.
FAKTOR
RESIKO LAINNYA:
Ø Merokok: Wanita yang merokok lebih besar kemungkinannya
terkena kanker serviks dibandingkan wanita yang tidak merokok. Rokok mengandung
banyak zat racun/kimia yang dapat menyebabkan kanker paru. Zat-zat berbahaya ini
dibawa aliran darah ke seluruh tubuh, yang berarti ke organ-organ lain juga.
Produk sampingan (by-products) rokok sering kali ditemukan pada mukosa serviks dan para wanita perokok.
Ø Infeksi HIV: HIV (human
immunodeficiency virus) adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS. HIV
berbeda dengan HPV. Akan tetapi, HIV dapat menjadi faktor resiko kanker
serviks. Mengapa? Sebab wanita yang memiliki HIV sistem kekebalan tubuhnya
menurun sehingga kurang tangguh melawan
infeksi HPV ataupun kanker-kanker lain
pada stadium awal.
Ø Infeksi KIamidia: Bakteri ini umumnya menyerang organ kewanitaan.
Tersebarnya melalui hubungan seksual. Namun, seorang wanita acap kali tidak
tahu bahwa ia terinfeksi, biasanya infeksi tersebut ketahuan setelah dilakukan
tes untuk kiamidia selama pemeriksaan panggul. Beberapa riset menemukan bahwa
wanita yang memIiki riwayat infeksi ini berada dalam resiko kanker serviks yang
Iebih tinggi.
Ø Diet: Diet rendah sayuran dan buah-buahan dapat
dikaitkan dengan meningkatnya resiko kanker serviks. Wanita yang mengalami
obesitas/ gemuk berada pada tingkat resiko lebih tinggi untuk terkena kanker
serviks.
Ø Pil KB: Riset menemukan bahwa resiko kanker serviks
meningkat sejalan dengan makin lamanya durasi seorang wanita menggunakan pil kontrasepsi,
dan cenderung menurun pada saat penggunaan pil distop.
Ø Memillki Banyak Kehamilan: Wanita yang menjalani 3 atau Iebih kehamilan utuh
memiliki peningkatan resiko kanker serviks.
Ø Hamil
pertama di usia muda:
Wanita yang kehamilan pertamanya di bawah usia 17 tahun hampir selalu 2x lebih
mungkin terkena kanker serviks di usia tuanya daripada wanita yang menunda
kehamilan hingga usia 25 tahun atau Iebih.
Ø Penghasilan rendah: Wanita-wanita miskin berada pada tingkat resiko
kanker serviks yang Iebih tinggi. Mengapa? Mungkin karena mereka tidak punya
akses pada perawatan kesehatan yang memadai, seperti tes Pap Smear secara
rutin.
DES (diethyistilbestrol): DES adalah
obat hormon yang pemah digunakan antara tahun 1940-1971 untuk beberapa wanita
hamil yang terancam bahaya keguguran. Nah, anak-anak perempuan
Ø dan para ibu hamil yang menggunakan obat ini
memiliki resiko agak tinggi untuk terserang kanker serviks dan vagina.
Ø Riwayat Keluarga: Bila seorang wanita punya ibu atau kakak
perempuan yang menderita kanker serviks, maka tingkat resikonya untuk terkena
bisa 2 atau 3 kali lipat lebih tinggi daripada wanita lain yang keluarganya tak
punya riwayat kanker mi.
GEJALA UMUM
Karena terbentuknya sangat perlahan, kanker serviks
biasanya ticlak memiliki tanda-tanda atau gejala awal. Gejala sering kali baru
terlihat ketika kanker telah berkembang lebih jauh dan telah menyebar ke daerah
di dekatnya. Itulah sebabnya penting bagi setiap wanita untuk menjalani tes Pap
Smear secara teratur. Namun, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter bila
menemukan gejala-gejala berikut ini:
Ø Pendarahan
vagina yang bersifat abnormal. Misalnya pendarahan setelah bersenggama, pendarahan setelah menopause,
perdarahan dan bercak darah antar periode menstruasi, dan periode menstruasi
yang Iebih lama atau lebih berat dan
biasanya;
Ø Keputihan
yang tidak normal.
Ciri-cirinya adalah: kental, warnanya kuning/ kecoklatan, berbau busuk, dan
terasa gatal.
Ø Rasa
sakit saat bersenggama.
Jika punya semua
gejala di atas, memang bukan berarti Anda pasti terkena kanker. Bisa juga
penyebabnya adalah sesuatu (penyakit) yang lain. akan tetapi, memeriksakan diri
ke dokter adalah mutlak untuk mengetahui penyebabnya. Sebelum segalanya
terlambat!
UPAYA PENCEGAHAN/DETEKSI DINI
Kebanyakan kanker serviks dapat dicegah. Ada dua cara
mencegah penyakit ini, yaitu (1) menemukan dan mengobati prakanker sebelum
menjadi kanker serviks; (2) mencegah terjadinya prakanker serviks. untuk kasus
kanker serviks, sel-sel prakanker dapat ditemukan dengan Pap Smear (Papanicolaou Smear). Sel-sel prakanker ini
kemudian bisa diobati untu mencegah terjadinya kanker. Ketika ditemukan dan
diobati lebih dini, kanker serviks sering kali dapat disembuhkan. Maka cara
terbaik untuk mengatasinya adalah deteksi dini alias tidak menunggu sampai
gejala muncul. Itulah sebabnya penting bagi setiap wanita (terutama yang usianya 30
tahun ke atas) untuk rutin menjalani tes Pap Smear dan pemeriksaan panggul.
Berikut adalah pedoman dteksi dini kanker serviks:
Ø Para wanita harus mulai melakukan tes Pap Smear
sekitar 3 tahun setelah mereka mulai melakukan hubungan seks, tetapi tidak lebih tua dari usia 21 tahun.
Ø Pengujian harus dilakukan setiap tahun jika tes Pap
Smear biasa digunakan, atau setiap 2 tahun jika Pap Smear berbasis cairan
digunakan.
Ø Dimulai pada usia 30 tahun, para wanita yang
mempunyai hasil tes normal sebanyak 3x berturut-turut mungkin dapat menjalani
tes Pap Smear setiap 2 sampai 3 tahun sekali.
Ø Pilihan lain untuk wanita di atas 30 tahun adalah
menjalani tes Pap Smear setiap 3 tahun sekali plus tes HPV- DNA.
Ø Wanita yang memiliki faktor resiko tertentu
(seperti infeksi HIV atau punya imunitas lemah) harus mendapatkan tes Pap Smear
setiap tahun.
Ø Wanita usia 70 tahun ke atas dengan hasil tes Pap
Smear normal selama 3 tahun berturut-turut (dan tidak mempunyal hasil tes
abnormal dalam 10 tahun terakhir) dapat memilih untuk berhenti melakukan tes
Pap Smear ini. Sebaliknya, para wanita yang telah menderita kanker serviks atau
yang memiliki faktor resiko lain (seperti yang disebutkan di atas) harus terus
menjalani tes ini selama mereka berada
dalam kesehatan yang baik.
Beberapa wanita yakin bahwa mereka boleh berhenti
melakukan tes Pap Smear dan pemeriksaan panggul setelah berhenti mempunyai
anak. Keyakinan ini sungguh keliru. Bagaimanapun mereka harus terus mengikuti
pedoman deteksi dini tersebut.
Selain tes Pap Smear, diatàs disebut pula adanya
pemeriksaan panggul. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan panggul? Banyak orang
rancu dengan istilah pemeriksaan panggul dan tes Pap Smear. Mengapa? Mungkin
karena keduanya sering dilakukan pada saat bersamaan. Pemeriksaan panggul
adalah bagian dan perawatan kesehatan rutin seorang wanita. Pemeriksaan panggul
dapat membantu menemukan penyakit pada organ kewanitaan, tetapi tidak dapat
menemukan kanker serviks pada stadium awal. Oleh kareria itu, tes Pap Smear
masih diperlukan; tes Pap Smear sering dilakukan sesaat sebelum pemerlksaan
panggul.
Banyak yang mengeluhkan mahalnya biaya Pap Smear.
Kalau memang tak ada biaya untuk melakukan Pap Smear, metode WA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) dapat menjadi pilihan. IVA digunakan untuk mendeteksi abnormalitas
sel serviks setelah mengoleskan larutan asam asetat (asam cuka 3-5%) pada leher
rahim. Asam asetat menegaskan dan menandai lesi prakanker dengan perubahan warna agak
keputihan (acetowhite change). Hasilnya
dapat diketahui saat itu juga atau dalam waktu 15 menit sesudahnya. Bila hasilnya bagus, kunjungan ulang untuk tes IVA adalah
setiap 5 tahun.
Metode IVA punya beberapa kelebihan jika
dibandingkan diga Pap Smear. Berikut beberapa kelebihannya itu:
Ø Tesnya sangat sederhana sehingga dapat dilakukan di
puskesman.
Ø Hasilnya cukup sensitive.
Ø Harganya amat tenjangkau (mulai dari Rp.
5.000,00)..
Ø Bisa dilakukan kapan pun (bahkan saat haid, nipas,
ataupun pasca keguguran).
Langkah deteksi dini yang bersifat medis hendaknya
dilengkapi dengan upaya pencegahan nonmedis. Bagaimana cara melakukan upaya
nonmedis itu? Tentu saja dengan menghindari hal-hal yang berpotensi
meningkatkan resiko kanker serviks. Misalnya melakukan seks aman dan sehat,
mempertimbangkan lagi pilihan alat kontrasepsi yang dipakai, menghentikan
kebiasaan merokok, tidak mengonsumsi alkohol. Lebih dari itu, pola makan sehat
dan gaya hidup sehat wajib diterapkan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar